Categories
Berita

Mengenali Potensi Diri Melalui STIFIn

STIFIn, tak banyak orang yang mengenal metode yang mengutamakan potensi genteik seseorang ini dan kami beruntung bisa mendapatkan ilmu baru dari para konsultan yang membagi otak manusia menjadi lima bagian ini yaitu Sensing, Thinking, Feeling, Intuiting dan Insting ini.

Jumat (23/2) tengah pekan kemarin, seluruh jajaran perusahaan kami mulai dari komisaris, direktur, kepala bagian hingga staf mengikut pemaparan mengenai program STIFIn ini yang disampaikan oleh Agung Purnomo, CEO Klinik Personality. Sebelumnya kami juga mengikuti proses identifikasi sidik jari untuk mengetahui potensi genetic kami masing-masing.

Tes STIFIn ini dimaksudkan untuk memetakan kecerdasan dominan manusia, mana diantara lima kecerdasan otak mereka yang paling dominan. Menurut Agung, dengan metode ini bisa diketahui kemampuan seseorang. “Ada metode pembagian otak manusia dalam lima bagian, dari situ masing-masing manusia memiliki potensi genetic yang berbeda dan bisa diketahui potensi mereka,” jelas Agung.

Untuk limbik kiri atau otak bagian kiri merupakan bagian dari sensing yang menggabungkan fisik dan memori, belahan otak kiri berisi thinking penggabungan anara analisa dan logika, limbiik otak kanan berisi feeling, terdiri dari emosi dan hubungan, belakan otak kanan memuat intuiting yang dikuasai kreatif dan imajinasi semenetara otak tengah berisi insting, yang memadukan antara naluri dan serba bisa. “Secara keseluruhan metode ini digunakan untuk mengenali bakal dan minat, cara belajar dan bekerja yang tepat, profesi sesuai kemampuan, sehak dan cerdas sesuai genetic dan terakhir mengetahui karakter asli pasangan dan keluarga,” ungkap Agung.

 

 

Nantinya dari hasil metode STIFIn ini bisa digunakan untuk menempatkan seseorang pada kedudukan atau lokasi kerja sesuai kemampuan masing-masing, menghindari kesalahan penempatan kerja seperti kata pepatah, “right man on the right place”. (*)

Categories
Berita Media

HBA 2017 Naik, PLN Malah Merugi

JAKARTA – Kenaikan harga batu bara acuan (HBA) sepanjang 2017 membuat kinerja keuangan PT PLN (Persero) terus tertekan. Pasalnya,  peningkatan komponen biaya produksi tidak diimbangi tambahan pemasukan.

Dilansir dari dunia-energi.com,   Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan Strategis PLN, mengungkapkan kondisi harga batu bara memberikan pengaruh signifikan terhadap keuangan PLN. Apalagi pembangkit listrik PLN saat ini didominasi pembangkit bertenaga  batu bara. “Pastilah (berpengaruh), karena biaya kami kan berapa persen dari batu bara. Pengaruhnya sangat signifikan,” kata Iwan.

Tidak tanggung-tanggung, selama 2017 kerugian yang dialami PLN bahkan mencapai Rp14 triliun. Angka tersebut diakibatkan HBA yang diasumsikan dalam RKAP US$ 60-an per ton, pada realisasi mencapai sekitar US$ 80-an per ton. “Nah ketika rata-rata di US$ 80 per ton sekian, itulah yang dampak menjadi Rp 14 triliun. Tapi kami tidak bisa minta ganti nih, subsidi sudah tidak ada,” kata Iwan.

Untuk mencegah kerugian lebih besar pemerintah memfasilitasi PLN dan pelaku usaha tambang batu bara untuk  menetapkan sistem atau formulasi yang pas bagi semua pihak. Namun hingga sekarang belum ada kesepakatan antara PLN dan pelaku usaha. “Jadi nanti mana yang fair, kami juga harus paham apakah pake cost plus margin, apakah pakai indeks ICP,  atau pakai HBA diskon. Tapi belum (diputuskan),” ungkap Iwan.

Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), mengungkapkan fluktuasi harga batu bara harus tetap diperhatikan dalam penetapan regulasi nanti. Formulasi diharapkan bisa mengatasi dampak dari perubahan tersebut.

“Kami cari yang terbaik, kalau dari sisi kami ya tentunya perspektifnya beda. Jadi pasti harga perlu dipertimbangkan juga, dan fluktuasi harga juga,” kata Hendra.

Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, masih belum mau berkomentar banyak mengenai formulasi harga batu bara untuk pembangkit. “Menunggu kesepakatan mereka kan (Pengusaha dan PLN). Mereka nanti bicara dulu, nanti dirapatin lagi,” tandas Bambang. (*)

 

Categories
Galeri

HUT ke-6 Barakumala Grup