Categories
Berita Slider

Anggaran CSR untuk Bantu Korban Kebakaran

SEBAGAI bagian dari wilayah yang masuk sekitar perusahaan tempat kami selama ini melakukan aktivitas kerja sehari-hari, kepedulian terhadap musibah yang terjadi sudah jadi keharusan untuk dilakukan, termasuk saat kebakaran melanda kawasan Desa Sungai Mariam RT 13 dan 14, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kukar, Minggu (15/7) sekitar pukul 02.00 dini hari lalu.

Tak ada korban jiwa namun kerugian mencapai Rp5 miliar, membuat kami merasa terketuk hati untuk ikut membantu mereka yang tertimpa musibah dimana ada 35 unit rumah tinggal puing gosong, 49 kepala keluarga harus mencari hunian baru dan 145 jiwa kehilangan tempat berteduh.

Tak banyak yang bisa kami berikan, namun sembilan bahan pokok langsung kami distribusikan ke lokasi musibah hanya beberapa jam setelah kebakaran terjadi.

Karyawan kami yang sehari-hari bertugas di site Kutai Lama, membawa bahan makanan beberapa dus mie, minyak makan, beras dan keperluan lainnya. Diterima Camat Anggana Hj Norhairi, karyawan kami menyampaikan rasa keprihatinan atas musibh yang terjadi. “Semoga bantuan ini bisa meringankan beban para korban. Tak banyak tapi ini bentuk kepedulian kami kepada warga yang tertimpa musibah,” kata Andi Rahmad, karyawan kami mewakili perusahaan.

Musibah kebakaran di Anggana ini terjadi  ketika sebagian besar warga sedang tertidur lelap usai menonton pertandingan sepakbola Piala Dunia 2018.  Warga berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Akses lokasi kebakaran yang jauh membuat petugas pemadam kesulitan menjangkaunya. Api cepat merambat ke pemukiman padat penduduk di bantaran Sungai Mahakam yang terbuat dari kayu. Sekitar pukul 04.30 WITA api baru berhasil dipadamkan.

Setelah karyawan kami memberikan bantuan, pada Selasa, 17 Juli atau tiga hari setelah musibah kebakaran terjadi, Direktur kami dari PT Bara Kumala, HM Idrus HB dan H Muhammad Ihsan melihat langsung lokasi kebakaran bersama Penjabat Bupati Kutai Kartanegara H Edi Damansyah.

Pada kesempatan tersebut Direktur kami mengungkapkan kalau bantuan yang sudah diberikan sebagai bagian dari tanggungjawab perusahaan kepada masyarakat sekitar. “Kami wajib membantu karena itu program CSR (corporate social responsibility) perusahaan yang memang harus dikeluarkan,” tegas HM Idrus.

Bersama Penjabat Bupati Kukar, Direktur kami juga sempat melihat langsung kondisi kawasan pasca kebakaran dan melihat tempat penampungan sementara para korban di masjid yang ada di dekat lokasi kebakaran dan mendengarkan dialog antara Penjabat Bupati Kukar dengan para warga yang kehilangan tempat tinggal. (*)

Categories
Berita Slider

Jadi Bapak Angkat 100 Warga Tak Mampu di Anggana

SEBAGAI bagian dari bentuk tanggungjawab kepada masyarakat tak mampu di wilayah kerja yaitu di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, kami dari PT Bara Kumala Grup ambil bagian bersama enam perusahaan lain menjadi bapak angkat untuk 100 warga di daerah tersebut yang diformalkan dalam acara Sinergi Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat JKN-KIS bagi Warga Tak Mampu di Areal Konsesi Badan Usaha Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara Selasa, 17 Juli 2018.

Acara berlangsung di aula pertemuan Kantor Kecamatan Anggana Rabu, 17 Juli 2018 lalu yang dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kutai Kartanegara H Edi Damansyah. Mewakili perusahaan kami adalah Direkrtur PT Bara Kumala, HM Idrus HB dan Muhammad Ihsan. Acara ini sendiri digagas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kalimantan Timur.

Dalam data yang dimiliki Kecamatan Anggana, masyarakat tak mampu di kecamatan tersebut jumlah totalnya sebanyak 5.963 orang dari 8 desa yaitu Anggana (421 warga tak mampu), Handil Terusan (1.260), Kutai Lama (761), Muara Pantuan (1.669), Sepatin (922), Sidomulyo (567), Sungai Meriam (740) dan Tani Baru (623).

“CSR bisa digunakan untuk harkat hidup masyarakat banyak terutama mereka yang tidak mampu. Melalui CSR pula kita semua diingatkan kalau banyak warga tak mampu di Kutai Kartaengara ini,” kata Plt Bupati Kukar Eddy Damansyah dalam sambutannya pada acara tersebut. “Niatkan ini semua untuk ibadah agar perusahaan semakin sejahtera,” imbuhnya.

Total ada 100 warga yang kami bantu di wilayah Anggana yang tentu saja kami berharap bisa semakin banyak nantinya warga yang tak mampu yang bisa kami bantu. “CSR kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Karena itu kita tentu harus ambil bagian di dalamnya,” ujar Direktur kami HM Idrus HB.

Mewakili BKG, Direktur kami menandatangani memorandum of understanding (MoU) kerjasama untuk membantu warga tak mampu tersebut yang disaksikan Plt Bupati Kukar dan manajemen BPJS Kalimantan Timur. (*)

Categories
Berita Slider

Pelatihan Drone Aerial Mapping

Jaka Prahasta dan Yudhi Permana, dua instruktur dari CV Division Aero Bandung, Jawa Barat, yang bergerak di bidang jasa dan barang kedirgantaraan, kami datangkan untuk berbagi pengalaman pada pelatihan ini.  “Dengan drone selain mempermudah saat mengambil foto dan video yang bagus, juga mempermudah dalam pembuatan peta terutama untuk topografi atau pemetaan lahan,” jelas Jaka kepada peserta pelatihan.

Categories
Berita Slider

Drone Aerial Mapping Demi Sukses di Masa Mendatang

SEIRING dengan semakin maju dan canggihnya zaman saat ini, perusahaan kami pun tak mau tertinggal memanfaatkan teknologi tersebut yang salah satunya adalah menggunakan drone. Secara umum, drone merupakan suatu kendaraan udara yang berbentuk seperti pesawat terbang atau helikopter yang dioperasikan tanpa menggunakan awak atau pilot dan dilengkapi dengan alat perekam atau foto. Kalau awalnya drone merupakan fasilitas yang hanya digunakan oleh pihak militer maupun pemerintah, kini juga ambil bagian dari pekerjaan di perusahaan-perusahaan.

Hampir semua perusahaan besar di Indonesia sudah menggunakan alat ini dan kami pun tak ingin tertinggal untuk melakukan hal yang sama. Karena itulah, selama tiga hari pada tanggal 9, 10 dan 11 Mei 2018 lalu kami menggelar pelatihan yang disebut Drone Aerial Mapping,

Masing-masing perusahaan di bawah PT Bara Kumala Grup yaitu PT Aditama Energi, PT Sinet dan PT Bara Kumala juga perwakilan dari PT Sinar Kumala Naga mengikuti pelatihan ini yang juga disebut Pelatihan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) alias wahana pesawat tanpa awak yang merupakan salah satu media untuk pemetaan yang banyak digunakan untuk keperluan survei dan pemetaan.

Jaka Prahasta dan Yudhi Permana, dua instruktur dari CV Division Aero Bandung, Jawa Barat, yang bergerak di bidang jasa dan barang kedirgantaraan, kami datangkan untuk berbagi pengalaman pada pelatihan ini.  “Dengan drone selain mempermudah saat mengambil foto dan video yang bagus, juga mempermudah dalam pembuatan peta terutama untuk topografi atau pemetaan lahan,” jelas Jaka kepada peserta pelatihan.

Hari pertama Rabu, 9 Mei, pelatihan berlangsung di kantor utama kami, Jalan Pangeran Antasari 11, Samarinda yang lebih fokus pada pengenalan drone tersebut dan dilanjut dengan sedikit praktek di halaman kantor.

Selanjutnya praktek lapangan kami laksanakan di tambang pada Kamis, 10 Mei di FOX 5 areal PT Sinar Kumala Naga. Cuaca mendukung kami untuk mengoperasikan drone dengan terlebih dulu menentukan titik-titik pemetaan. Hanya berlangsung sekitar dua jam, cuaca berubah menjadi hujan membuat praktek lapangan haru segera kami sudahi.

Hari terakhir pada Jumat, 11 Mei, hasil praktek lapangan kami bawa ke ruang rapat untuk melihat mapping atau pemetaan areal lahan dan hasilnya sangat memuaskan. Instruktur yang memberikan pelatihan kepada kami pun merasa senang karena peserta bisa mengimpelemtasikan dengan cepat yang didapat. Selanjutnya kami akan terus mengasah kemampuan menggunakan drone ini yang muaranya untuk memudahkan operasional kerja dan kesuksesan perusahaan di masa mendatang. (*)

Categories
Berita

Mengenali Potensi Diri Melalui STIFIn

STIFIn, tak banyak orang yang mengenal metode yang mengutamakan potensi genteik seseorang ini dan kami beruntung bisa mendapatkan ilmu baru dari para konsultan yang membagi otak manusia menjadi lima bagian ini yaitu Sensing, Thinking, Feeling, Intuiting dan Insting ini.

Jumat (23/2) tengah pekan kemarin, seluruh jajaran perusahaan kami mulai dari komisaris, direktur, kepala bagian hingga staf mengikut pemaparan mengenai program STIFIn ini yang disampaikan oleh Agung Purnomo, CEO Klinik Personality. Sebelumnya kami juga mengikuti proses identifikasi sidik jari untuk mengetahui potensi genetic kami masing-masing.

Tes STIFIn ini dimaksudkan untuk memetakan kecerdasan dominan manusia, mana diantara lima kecerdasan otak mereka yang paling dominan. Menurut Agung, dengan metode ini bisa diketahui kemampuan seseorang. “Ada metode pembagian otak manusia dalam lima bagian, dari situ masing-masing manusia memiliki potensi genetic yang berbeda dan bisa diketahui potensi mereka,” jelas Agung.

Untuk limbik kiri atau otak bagian kiri merupakan bagian dari sensing yang menggabungkan fisik dan memori, belahan otak kiri berisi thinking penggabungan anara analisa dan logika, limbiik otak kanan berisi feeling, terdiri dari emosi dan hubungan, belakan otak kanan memuat intuiting yang dikuasai kreatif dan imajinasi semenetara otak tengah berisi insting, yang memadukan antara naluri dan serba bisa. “Secara keseluruhan metode ini digunakan untuk mengenali bakal dan minat, cara belajar dan bekerja yang tepat, profesi sesuai kemampuan, sehak dan cerdas sesuai genetic dan terakhir mengetahui karakter asli pasangan dan keluarga,” ungkap Agung.

 

 

Nantinya dari hasil metode STIFIn ini bisa digunakan untuk menempatkan seseorang pada kedudukan atau lokasi kerja sesuai kemampuan masing-masing, menghindari kesalahan penempatan kerja seperti kata pepatah, “right man on the right place”. (*)

Categories
Berita Slider

Membentuk Tim Inti, Membangun Budaya Perusahaan

Training On Trainer (1)

 

MENDUNG menggantung di pagi hari Selasa, 4 Februari 2015, tak menyurutkan semangat jajaran direksi, manajer dan beberapa staf kami dari PT Bara Kumala Grup (BKG) untuk datang ke Rumah Ulin Arya (RUA) di Desa Bayur, Kelurahan Sempaja Utara.

Kehadiran di tempat asri tersebut dengan tujuan mengikuti Training of Trainer (TOT) alias Pelatihan untuk Pelatih yang muaranya untuk mencari para pengajar untuk jadi pelatih bagi karyawan di BKG yang terdiri dari perusahaan PT Bara Kumala, PT Aditama Energi dan PT Sinet, membentuk tim inti untuk membangun  budaya perusahaan serta membekali anggota tim inti agar mahir dan kompeten dalam mensosialisasikan budaya perusahaan.

Mendatangkan trainer dari Jakarta, Sudjono Adimulyo, dari pelatihan ini diharapkan mereka yang mengikuti bisa mendapatkan pengertian yang mendalam tentang Budaya Perusahaan serta mampu berpartisipasi dalam mengembangkan dan meningkatkan kompetensi karyawan bahkan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kepatuhan, kehandalan dan kinerja perusahaan.

“Budaya perusahaan adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh perusahaan dimana hal itu menuntun perilaku dari setiap pekerja perusahaan untuk mendapatkan persepsi bersama yang dianut oleh semua pekerja perusahaan. Dari situ bisa ditemukan cara memecahkan masalah, membentuk karyawan sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan seluruh pekerja,” itulah paparan dari trainer kepada seluruh peserta pelatihan.

Komunikasi antarpersonal jadi salah satu bahasan utama dalam pelatihan ini dimana trainer mengingatkan pentingnya interaksi langsung yang dari situ bisa terjalin kebersamaan antarkaryawan, baik antaratasan dengan karyawan maupun antarkaryawan dengan karyawan.

Hujan deras yang mengguyur di tempat pelatihan tak mengurangi hangatnya pertemuan apalagi teriakan dan yel-yel bergema, menggugah semangat sehingga pertemuan yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari tersebut jadi tak terasa. Kehadiran Komisaris Utama kami H Achmad beste online casino Husry dengan motivasi serta petuah yang diberikannya membuat para direksi, manajer dan staf yang berpotensi merasa kian percaya diri.

Diharapkan setelah pertemuan ini setiap peserta yang mengikuti bisa menjadi “mentor” untuk pekerja yang lain dan setiap dua orang harus melatih se-kurang-kurangnya 10 pekerja. “Dalam waktu 3 bulan setiap mentor harus memantau dan menilai “mentee”nya dalam dua aspek yaitu disiplin dan integritas dan  mentor wajib membuat laporan hasil pemantauan dan merekomendasikan dua “mentee” terbaik. Nantinya “Mentee” terbaik akan diberikan pelatihan untuk menjadi mentor selanjutnya,” kata trainer Sudjono.

Interaksi antara trainer dengan peserta di pelatihan ini berjalan sangat baik. Bahkan bagi peserta yang dinilai baik mendapatkan penghargaan berupa pemberian ballpoint pointer kepada tiga peserta terbaik yang diberikan kepada Project Manager Pipin Widodo, Administrasi Umum Andi Rahmat, Kepala Sekuriti Sugiono dan Pengawas Arulian. Komisaris Utama kami menyerahkan langsung penghargaan kepada mereka disertai aplaus dari peserta pelatihan yang jadi penutup kegiatan ini. (*)

Categories
Berita Slider

Tahun ke-3, Bersatu Meraih Sukses

HUT1PERJALANAN waktu mengantarkan kami pada tahun ketiga keberadaan perusahaan ini yang bergerak di bidang pertambangan batu bara. Senin, 2 Februari 2015, pagi hari, tasyakuran atas keberadaan kami, PT Bara Kumala, PT Aditama Energi dan PT Sinet,  yang sudah mengarungi tiga tahun berdiri sejak 2011 lalu kami gelar dengan acara sederhana.

Seperti tahun pertama dan tahun kedua, tempat biasa kami pilih untuk menggelar HUT ke-3 ini yaitu di halaman kantor Site Job Kutai Lama, Sungai Pangkalan, Kutai Lama, Kutai Kartanegara. Dan masih seperti tahun lalu, perayaan hari lahir perusahaan ini juga kami rangkai dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini kami sudah memiliki PT Bara Kumala Grup, (BKG) yang menaungi seluruh perusahaan utama. BKG memiliki tugas mengawasi tiga perusahaan yang ada sehingga harapan ke depan manajerial perusahaan lebih baik dan sumber daya manusianya juga lebih berkualitas karena BKG memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan karyawan.

Di bawah langit yang mendung pagi itu pukul 08.00 Wita, tenda sederhana berdiri, kursi yang disiapkan sedikit demi sedikit mulai terisi dengan para undangan dan karyawan dari tiga perusahaan plus dari BKG. Seluruh kepala desa di Kutai Lama serta tokoh agama hadir, begitu pula rekanan kerja kami dari PT Sinar Kumala Naga dan PT Petrona serta undangan lainnya.

Tema HUT ketiga kami tahun ini adalah Bersatu Meraih Sukses dengan tagline Disiplin, Integritas, Loyalitas dan Berkemampuan.

“Sudah tiga tahun, kita berkumpul lagi bersama disini, sungguh sesuatu yang luar biasa bagi kita semua masih merasakan kebersamaan seperti sekarang ini. Tanpa kita sadari kita semua terus berjalan membangun perusahaan yang tahun ini memasuki usia ketiga. Semua halangan dan rintangan sudah kita lewati, in shaa Allah berkat doa kita semua dan keinginan untuk memberikan yang terbaik kita masih bisa bertemu di tahun-tahun ke depan atas restu dari Allah SWT,” ucap Direktur Utama kami H Romli dalam sambutannya.

Ibarat bayi, usia ketiga tahun sudah mulai bisa berjalan dan berdiri, karena itu PT Bara Kumala dan PT Aditama Energi serta PT Sinet ingin berjalan dengan tegar untuk kemudian berlari mengejar impian, menjadikan perusahaan ini bersaing, kompetitif dengan perusahaan yang sudah mapan khususnya di daerah Kutai Kartaengara. “Dengan tema Bersatu Meraih Sukses, kita harus terus bersatu menunjukan loyalitas dan integritas pada perusahaan dengan kemampuan yang kita miliki,” sebut Dirut kami.

Pada kesempatan tersebut Komisaris Utama kami H Achmad Husry menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan doa dan kerja keras semua pihak hingga perusahaan masih bisa berdiri hingga tahun 2015 ini. “Tanpa kerja keras, semangat dan loyalitas kepada perusahaan, tak ada artinya semua itu. Terima kasih untuk itu semua, untuk karyawan dan direksi serta manajer yang bekerja selama ini demi kemajuan perusahaan,” ujar Komisaris kami.

H Syarifuddin atau yang akrab disapa Guru Udin memimpin doa pada acara ini, dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh  para komisaris disaksikan seluruh karyawan dan undangan yang hadir.

Seperti biasa, acara makan bersama jadi penanda akhir HUT ke-3 kami. Melihat berbaurnya para karyawan bersama jajaran direksi dan manajer serta komisaris, tentu saja kebahagiaan terpancar karena indahnya kebersamaan masih bisa kami rasakan di tahun ini yang sudah pasti kami harapkan bisa terus terlihat hingga tahun-tahun berikutnya, in shaa Allah…Amin…(*)

Categories
Berita Slider

Makan Bersama, Menjaga Kebersamaan

MEMBERIKAN perhatian lebih, itulah yang ingin kami tunjukan kepada karyawan terutama yang setiap hari bergelut dengan debu dan suara bising di lapangan. Untuk itulah Selasa, 18 Maret 2014 lalu jajaran manajemen berinisiatif untuk menggelar acara makan siang bersama di job site Anggana, Kutai Lama, tepatnya di depan kantin yang selama ini jadi pusat kegiatan saat istirahat karyawan.

Pukul 12.00 Wita, seluruh karyawan dari tiga perusahaan masing-masing PT Bara Kumala, PT Aditama Energi dan PT Sinet berkumpul di depan kantin di bawah naungan tenda sederhana. Inilah momen untuk pertama kalinya bagi kami menggelar makan bersama di luar kegiatan formal seperti hari ulang tahun atau buka puasa dan silaturahmi usai Lebaran yang jadi agenda rutin tiap tahun.

“Ini sebagai bentuk perhatian manajemen dan direksi kepada karyawan. Sesekali kita makan bersama dengan makanan yang enak di tempat kerja demi menjaga kebersamaan. Manajemen dan direksi memahami kalau karyawan di lapangan adalah ujung tombak perusahaan,” itulah paparan Direktur Utama PT Bara Kumala H Romli dihadapan ratusan karyawan yang tampak semringah dengan kegiatan yang tentunya tak mereka sangka hari itu.

Direktur Umum H Saptono, Kepala Bagian HRD Dewi Sukiyati, Manajer Site M Ihsan dan petinggi perusahaan lainnya berbaur pada kegiatan siang itu. Agenda makan siang bersama ini diusahakan berlangsung sebulan sekali yang tentunya dengan menu makan berbeda dari apa yang mereka makan sehari-hari. “Dengan gizi yang baik, tentu kinerja juga bisa lebih baik. Manajemen dan direksi ingin meningkatkan kinerja karyawan melalui makananan yang memenuhi unsure gizi dan kesehatan yang baik. Bukan berarti selama ini tidak baik, tapi ini lebih ditingkatkan,” imbuh H Romli lagi.

Pada kesempatan tersebut Direktur Utama kami menyampaikan pentingnya bersinergi demi mencapai tujuan, mengingat bulan Maret jadi awal pencapaian target produksi sebesar 175 ribu metriks ton. Direktur Utama kami meminta semua karyawan menunjukkan kerja professional demi mencapai target yang diinginkan tersebut. “Kalau soal mampu kami dari jajaran direksi dan manajemen tak ragu, semua pasti mampu, tapi yang diperlukan tak sekadar mampu, karena target  harus bisa tercapai itu lebih penting. Semua harus mendukung itu demi target yang ingin kita capai bersama,” kata H Romli.

Setelah Direktur Utama PT Bara Kumala, bergantian Direktur Utama PT Aditama Energi melalui H Taufik Erlangga dan Direktur Utama PT Sinet H Zulkarnain yang memberikan sambutan, dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh ustadz dari Kutai Lama yang kami datangkan ke acara tersebut baru digelar makan bersama.

Suasana di dalam kantin begitu heboh begitu karyawan melihat udang besar, ayam bakar dan ikan bakar serta ikan goreng juga buah-buahan tersaji, sesuatu yang jarang mereka lihat disaat makan siang. Kami pun merasa senang bisa memberikan kebahagiaan kepada mereka yang bekerja di lapangan dan tujuannya jelas, demi kesejahteraan perusahaan dengan muaranya kesejahteraan karyawan serta kesejahteraan bersama. (*)

Categories
Berita

Sudah Bayar Royalti, Pengusaha Salahkan Pusat

SAMARINDA – Tak ingin disebut biang kerok, pengusaha batu bara balik menuding pendataan pertambangan di pemerintah pusat yang amburadul. Sebab, pemilik izin usaha pertambangan (IUP) mengklaim selama ini sudah menyetor royalti dan iuran tepat waktu.

“Mau yang bayar royalti itu kontraktor atau pemilik IUP, mestinya tak ada masalah. Kan pendataan sistem online,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Batu Bara Samarinda, Eko Priyatno.

Menurutnya, ketika Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit royalti, ditemukan banyak perusahaan belum membayar. Padahal mereka sudah menyetor melalui kontraktor. Celakanya, pemerintah pusat seakan tak mau repot, lantaran nama kontraktor tidak terdata di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mereka lalu dianggap belum membayar.

Padahal, sistem pembayaran royalti sudah online. Sejatinya, ketika kontraktor maupun pemilik IUP membayar kewajibannya itu di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), langsung sudah terdata di Kementerian ESDM. “Kami juga bikin tembusan ke Kementerian ESDM, kalau bayar royalti di Kemenkeu. Tapi kadang, mereka (Kementerian ESDM) selalu menanyakan bayar royalti yang mana. Kan aneh,” paparnya.

Harusnya, lanjut dia, petugas Kementerian ESDM tak perlu menanyakan pembayaran royalti itu untuk produksi batu bara di lokasi mana atau tahun berapa. Ketika membayar kewajiban di Kemenkeu, semua sudah terdata dengan detail. “Ada yang tidak sinkron antara Kemenkeu dan Kementerian ESDM. Sehingga hasil audit BPK menyebut banyak IUP belum bayar royalti,” ujarnya.

Eko membeberkan, persoalan lain juga kerap terjadi di pusat. Seperti ketika sudah membayar royalti di Kemenkeu, Kementerian ESDM  merespons tembusan penyetor selalu lambat. Ke depan harap dia, siapa pun yang membayar royalti, ketika rekonsiliasi pertambangan bisa disinkronkan. Sehingga pengusaha yang sudah bayar royalti tak lagi disebut sebagai pengemplang pendapatan negara.

Ia menyebut, pertambangan di Samarinda sudah cukup baik. Di kota ini bila pengusaha hendak menjual batu bara akan mendapatkan berita acara penjualan. Surat yang dikeluarkan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Samarinda, juga wajib menyertakan bukti pembayaran royalti. “Tanpa bayar royalti, batu bara enggak bisa dijual,” sebutnya.

Dikatakan, banyaknya perusahaan yang belum membayar royalti dan mengantongi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perlu dilihat ulang. Apakah benar perusahaan itu sudah beroperasi? “Jangan-jangan IUP-nya sudah mati dan terdata belum memiliki NPWP,” katanya.

Ia membeberkan, banyak perusahaan yang namanya berpindah tangan, tapi tidak terlapor di Kementerian ESDM. Sehingga nama IUP yang lama tidak diubah. Sehingga perusahaan itu dianggap belum memiliki NPWP. “Pendataan di pusat saya rasa yang kurang teratur,” ungkapnya.

Sebagai pengusaha tambang, Eko mengakui di Kota Tepian juga ada sebagian kecil pengusaha batu bara yang bandel. Tapi jumlahnya tidak banyak. “Kalau dipersentasekan, sekitar 10 persen lah,” ungkapnya.

Senada, pengusaha batu bara lainnya, Arifful Amin menambahkan, hampir dipastikan semua pemilik IUP memiliki NPWP. Dia bertanya-tanya, bagaimana mungkin ada IUP tanpa NPWP. “Kan ketika mendirikan IUP itu wajib melampirkan NPWP sebagai syarat,” bebernya. “Begitu juga saat pengajuan IUP eksplorasi atau produksi, wajib menyertakan NPWP. Kalau tak ada NPWP, tak masuk akal,” lanjutnya.
Diketahui berdasar data yang diterbitkan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kaltim, dari total 1.206 IUP, sebanyak 145 perusahaan belum mengantongi NPWP. Menurutnya, data itu rada aneh. “Dari mana data itu. Mana mungkin mengurus IUP tanpa NPWP,” imbuhnya.

Pengusaha yang berdomisili di Balikpapan ini sepakat dengan pernyataan Eko. Dia menyebut, siapa pun penyetor royalti, baik pemilik IUP maupun kontraktor, mestinya bukan menjadi masalah. Sebab sistem pembayaran sudah online.

Menurutnya, banyak konsesi di Kaltim ditambang oleh kontraktor, karena alasan pemilik IUP minim modal. Sehingga mereka mencari investor untuk menggarap lahan. Akhirnya yang membayar kewajiban pemilik konsesi itu adalah kontraktor.

Arifful menjelaskan, sebenarnya mendata siapa saja yang belum membayar royalti itu sangat mudah. Tinggal komitmen pemerintah pusat saja mau repot atau tidak. “Kalau kontraktor yang bayar royalti, tinggal disinkronkan saja dengan pemilik IUP. Kan beres. Ini persoalan teknis saja,” paparnya.

Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Kaltim Datuk Yasir Arafat menuding, pengawasan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota menjadi penyebab karut-marutnya pertambangan di daerah ini.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini meminta, pemprov perlu membuat tim gabungan untuk mengawasi pertambangan. Tim ini berfungsi memastikan perusahaan membayar royalti, memiliki NPWP, dan telah menempatkan jaminan reklamasi (jamrek).

Menurutnya, tim gabungan juga bisa mengawasi operasi produksi sebuah perusahaan. Sebab keberadaan inspektur tambang di daerah ini yang minim jadi salah satu penyebab mengapa pertambangan kerap tak memerhatikan lingkungan.

Minimnya inspektur tambang, kata dia, memengaruhi lemahnya pengawasan. Dengan demikian, pengusaha akan memanfaatkan kelemahan itu. Faktanya, sejumlah perusahaan di Kaltim menunggak royalti dan iuran sebesar Rp 3,3 triliun. Ini kebocoran pendapatan negara yang besar.

JAMREK TERLALU KECIL

Sebagian besar perusahaan telah menempatkan jamrek, tapi masih banyak lubang bekas tambang belum ditutup. Pemerintah yang juga punya kewajiban menggunakan dana jamrek untuk mereklamasi pascatambang, belum tegas melakukannya.

Masalahnya ternyata bukan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang tak mau mereklamasi. Tapi nilai jamrek yang terlalu kecil, sehingga tidak cukup membiayai pascatambang. “Pemerintah bisa menggunakan jamrek untuk menutup tambang. Tapi apa mereka mau dengan dana yang kurang? Makanya, pemda perlu menekan perusahaan,” ucap pengusaha batu bara yang berdomisili di Balikpapan, Arifful Amin.

Ia menegaskan, pembayaran jamrek ke pemda saat ini sudah sangat terbuka dengan melibatkan salah satu bank. Pembukaan rekening juga ditandatangani pihak pemda bersama pemilik IUP. “Jadi tidak mungkin dananya bisa dicairkan demi kepentingan pribadi,” jelasnya. “Proses pencairan wajib melibatkan pemilik IUP dan pemda,” sambungnya. (*)

Categories
Berita Slider

Permintaan Batu Bara Meningkat

KANTOR Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan mencatat, sepanjang triwulan IV tahun lalu, sektor produktif masih mendominasi pertumbuhan kredit perbankan di wilayah Balikpapan.

Data yang dirilis BI menunjukkan pertumbuhan kredit produktif sepanjang triwulan IV mencapai angka 15, 4 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kredit non produktif yang mengalami pertumbuhan sebesar 12, 4 persen.

Dikatakan Kepala KPw BI Balikpapan Mawadi BH Ritonga, pertumbuhan kredit produktif utamanya didorong oleh pertumbuhan kredit sektor pertambangan yang mencapai 29 persen pada periode tersebut. Angka tersebut, dijelaskan Mawardi mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 11, 4 persen.

Dirinya melanjutkan, tren pertumbuhan kredit sektor pertambangan ini didorong oleh permintaan batu bara yang meningkat pada akhir tahun 2013 silam. “Memang pada saat akhir tahun kan bertepatan dengan musim dingin sehingga permintaan batu bara juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi,” katanya.

Kendati tren pertumbuhan kredit sektor pertambangan mulai menunjukkan tren prositif, Mawardi masih enggan menyebut sektor ini sudah benar-benar pulih. “Kami akan lihat data awal tahun nanti, apakah memang stabil,” ujarnya.

Di sisi lain, Mawardi berharap, kebijakan Pemerintah untuk membatasi ekspor batu bara dengan kalori rendah tahun ini tak banyak berpengaruh terhadap kredit sektor pertambangan di Balikpapan maupun Kaltim. “Kita kan tahu bahwa sektor pertambangan merupakan lokomotif utama penggerak ekonomi Kaltim, sehingga kami berharap tidak akan terjadi penurunan yang signifikan dengan peraturan tersebut,” jelasnya.

Mawardi menambahkan, pembukaan kantor cabang operasional perbankan jelang akhir tahun kemarin cukup memicu pertumbuhan kredit di Balikpapan. Apalagi, lanjut Mawardi, pada akhir tahun lalu, beberapa perbankan memang banyak yang berusaha untuk menggenjot target penyaluran kreditnya.

Tercatat, sampai akhir tahun lalu ada 220 jaringan kantor perbankan yang beroperasi di wilayah Balikpapan yang meliputi Kota Balikpapan,  Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Tana Paser. Meskipun mencatatkan pertumbuhan yang cukup besar, pangsa kredit sektor pertambangan masih berada di bawah sektor perdagangan yang memiliki pangsa 21,3 persen dengan pertumbuhan sebesar 14,4 persen dari keseluruhan kredit produktif. Sementara pangsa kredit sektor pertambangan hanya 10, 5 persen.

Dilanjutkan laki-laki berkacamata ini, Balikpapan dan Kaltim secara keseluruhan tak boleh hanya mengandalkan sektor pertambangan saja. Sektor-sektor lain, seperti pertanian dan peternakan juga mesti mendapat perhatian lebih. Tercatat, pangsa kredit di sektor pertanian baru mencapai 2 persen. “Padahal kalau kita amati potensi di sektor ini (pertanian, Red) sangat besar,” pungkasnya. (*)