KANTOR Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan mencatat, sepanjang triwulan IV tahun lalu, sektor produktif masih mendominasi pertumbuhan kredit perbankan di wilayah Balikpapan.
Data yang dirilis BI menunjukkan pertumbuhan kredit produktif sepanjang triwulan IV mencapai angka 15, 4 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kredit non produktif yang mengalami pertumbuhan sebesar 12, 4 persen.
Dikatakan Kepala KPw BI Balikpapan Mawadi BH Ritonga, pertumbuhan kredit produktif utamanya didorong oleh pertumbuhan kredit sektor pertambangan yang mencapai 29 persen pada periode tersebut. Angka tersebut, dijelaskan Mawardi mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 11, 4 persen.
Dirinya melanjutkan, tren pertumbuhan kredit sektor pertambangan ini didorong oleh permintaan batu bara yang meningkat pada akhir tahun 2013 silam. “Memang pada saat akhir tahun kan bertepatan dengan musim dingin sehingga permintaan batu bara juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi,” katanya.
Kendati tren pertumbuhan kredit sektor pertambangan mulai menunjukkan tren prositif, Mawardi masih enggan menyebut sektor ini sudah benar-benar pulih. “Kami akan lihat data awal tahun nanti, apakah memang stabil,” ujarnya.
Di sisi lain, Mawardi berharap, kebijakan Pemerintah untuk membatasi ekspor batu bara dengan kalori rendah tahun ini tak banyak berpengaruh terhadap kredit sektor pertambangan di Balikpapan maupun Kaltim. “Kita kan tahu bahwa sektor pertambangan merupakan lokomotif utama penggerak ekonomi Kaltim, sehingga kami berharap tidak akan terjadi penurunan yang signifikan dengan peraturan tersebut,” jelasnya.
Mawardi menambahkan, pembukaan kantor cabang operasional perbankan jelang akhir tahun kemarin cukup memicu pertumbuhan kredit di Balikpapan. Apalagi, lanjut Mawardi, pada akhir tahun lalu, beberapa perbankan memang banyak yang berusaha untuk menggenjot target penyaluran kreditnya.
Tercatat, sampai akhir tahun lalu ada 220 jaringan kantor perbankan yang beroperasi di wilayah Balikpapan yang meliputi Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Tana Paser. Meskipun mencatatkan pertumbuhan yang cukup besar, pangsa kredit sektor pertambangan masih berada di bawah sektor perdagangan yang memiliki pangsa 21,3 persen dengan pertumbuhan sebesar 14,4 persen dari keseluruhan kredit produktif. Sementara pangsa kredit sektor pertambangan hanya 10, 5 persen.
Dilanjutkan laki-laki berkacamata ini, Balikpapan dan Kaltim secara keseluruhan tak boleh hanya mengandalkan sektor pertambangan saja. Sektor-sektor lain, seperti pertanian dan peternakan juga mesti mendapat perhatian lebih. Tercatat, pangsa kredit di sektor pertanian baru mencapai 2 persen. “Padahal kalau kita amati potensi di sektor ini (pertanian, Red) sangat besar,” pungkasnya. (*)